The story begins...
Seorang jejaka pergi makan malam kerumah orang tua kekasihnya.
Ini adalah makan malam pertama dengan keluarga kekasih dan dia begitu gugup.
Mereka semua duduk di sebuah meja makan dan mulai menikmati hidangan enak yang tersaji.
Beberapa saat kemudian si jejaka mulai merasa kurang selesa akibat rasa gugup yang keterlaluan dan broccoli casserole yang dimakannya.
Hampir menangis rasanya ia berusaha menahan kentut. Namun karena sudah tidak tahan, tak ada pilihan lain, dia putuskan untuk mengeluarkan sedikit kentut agar terasa agak lega.
Kentut itu tidak begitu nyaring, tapi semua orang di meja makan mendengar bunyi kentutnya.
Belum sempat rasa malu menyerbu si jejaka, bapa kekasihnya melihat ke anjing keluarga yang asyik mengendus-endus di kaki si jejaka, dan berkata dalam nada yang agak tinggi,”Doggy!”
Si jejaka berfikir, “wah ini bagus!” dan segaris senyum lebar menghias wajahnya. Beberapa minit kemudian, dia mulai merasa tidak selesa lagi.
Kali ini, dengan tanpa malu-malu di lepaskannya kentut dengan bunyi yang lebih kuat.
Sekali lagi si jejaka tersenyum dan berfikir, “bagus!” beberapa minit kemudian si jejaka merasa perlu mengeluarkan kentut lagi.
Kali ini dia tanpa berfikir panjang dia melepaskan kentut begitu saja, bunyi kentutnya kali ini boleh menyaingi bunyi kereta api.
Sekali lagi bapa kekasihnya melihat ke anjing keluarga dengan pandangan jijik dan berteriak, “Celaka Doggy!”, cepat pergi dari lelaki itu sebelum dia berak diatas kamu!”
No comments:
Post a Comment